Suasana sepak bola Indonesia kembali menghangat.
Kali ini, bukan Timnas senior yang jadi sorotan,
melainkan skuat muda di level U-23.
Mereka tengah berjuang untuk mengamankan tiket menuju
Piala Asia U-23 2026 yang akan digelar di Arab Saudi pada Januari mendatang.
Bagi Indonesia, turnamen ini bukan sekadar ajang kelompok umur.
Piala Asia U-23 sudah menjelma menjadi panggung prestise,
tempat para talenta muda Asia menunjukkan kualitas,
dan juga jalur menuju Olimpiade. Tak heran, sorotan publik begitu
besar setiap kali Garuda Muda melangkah di kualifikasi.
Namun, perjalanan kali ini tak mudah. Indonesia tergabung
di Grup J bersama Korea Selatan, Laos, dan Makau. Di atas kertas,
Korea Selatan adalah lawan terberat. Dan memang,
kenyataan di lapangan menunjukkan skuat muda Taeguk
Warriors tampil begitu perkasa dengan menyapu bersih kemenangan di dua laga awal.
Format Kualifikasi: Hanya yang Terbaik yang Bertahan
Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 diikuti 44 negara, terbagi dalam 11 grup.
Aturannya sederhana namun kejam:
Hanya juara grup yang otomatis berhak ke putaran final.
Dari seluruh runner-up, hanya empat terbaik yang akan ikut terbang ke Arab Saudi.
Ditambah Arab Saudi sebagai tuan rumah, lengkaplah 16 peserta turnamen.
Bagi tim-tim Asia, format ini menciptakan situasi kompetitif sekaligus penuh drama.
Setiap poin begitu berarti, setiap gol bisa jadi penentu nasib.
Posisi Indonesia: Skenario Hidup dan Mati
Setelah dua laga, Indonesia mengantongi empat poin: menang atas Makau,
imbang kontra Laos. Hasil ini menempatkan Garuda Muda di posisi kedua,
tepat di bawah Korea Selatan yang sudah mengoleksi enam poin.
Artinya, laga pamungkas melawan Korea Selatan bukan lagi sekadar pertandingan,
tapi final mini yang menentukan masa depan.
Jalan Pertama: Menang dan Jadi Juara Grup
Skenario paling jelas adalah menang atas Korea Selatan.
Jika berhasil, Indonesia akan mengumpulkan 7 poin,
menggeser Korea Selatan ke posisi kedua, dan otomatis lolos sebagai juara grup.
Tugasnya memang berat, tapi bukan mustahil.
Di sepak bola, kejutan selalu punya tempat.
Jalan Kedua: Runner-Up Terbaik
Secara matematis, Indonesia masih bisa berharap melalui jalur runner-up terbaik.
Namun kenyataannya, peluang itu amat tipis.
Dengan hanya 5 poin (jika seri lawan Korea) atau bahkan 4 poin (jika kalah),
Garuda Muda akan kalah bersaing dari runner-up grup lain yang sudah mengoleksi 6 poin atau lebih.
Sejumlah analis bahkan menyebut, tanpa kemenangan atas Korea Selatan,
pintu Piala Asia U-23 akan tertutup.
Tekanan dan Harapan
Pertanyaan besar pun muncul: bisakah Indonesia mengalahkan Korea Selatan?
Secara historis, Korea Selatan adalah raksasa Asia di level kelompok umur.
Mereka terbiasa tampil di Piala Dunia junior, punya tradisi kuat,
dan selalu menelurkan pemain bintang. Melawan tim semacam ini,
jelas bukan perkara mudah.
Namun, Garuda Muda punya modal semangat dan dukungan publik.
Generasi baru sepak bola Indonesia sedang dalam fase kepercayaan diri
tinggi setelah pencapaian tim senior di Piala Asia dan Piala Dunia U-20.
Jika semangat itu bisa menular, peluang kejutan terbuka.
Kesimpulan: Laga Penentuan
Syarat Indonesia lolos ke Piala Asia U-23 2026 sebenarnya sederhana untuk diucapkan,
namun amat sulit diwujudkan:
harus menang melawan Korea Selatan di laga terakhir Grup J.
Itulah satu-satunya jalan realistis. Seri atau kalah akan membuat Indonesia tersingkir,
karena persaingan runner-up terbaik sudah tidak memihak.
Dengan demikian, laga kontra Korea Selatan bukan hanya penentu tiket ke Arab Saudi,
tapi juga ujian karakter bagi generasi muda sepak bola Indonesia.
Di pundak mereka, harapan jutaan suporter menggantung.
Entah akan jadi malam penuh euforia, atau kisah yang kembali menunggu penebusan di masa depan.