Suasana jeda musim NBA 2025 penuh dengan spekulasi, gosip transfer, dan negosiasi kontrak. Namun di balik semua itu,
ada satu nama yang menjadi pusat perhatian Golden State Warriors: Jonathan Kuminga. Pemain muda asal Kongo berusia 22
tahun ini kini dianggap sebagai “pemain kunci terakhir” dalam puzzle offseason Warriors.
Bagaimana tidak? Keputusan mengenai masa depan Kuminga bukan hanya soal menambah atau mengurangi satu pemain dalam roster.
Ia adalah simbol dari pertanyaan yang lebih besar: apakah Warriors masih akan menggantungkan diri pada generasi lama,
atau sudah siap memberi ruang bagi generasi baru untuk mengambil alih?
Dari Harapan Draft ke Panggung Nyata
Kuminga datang ke Warriors sebagai pilihan ke-7 NBA Draft 2021. Sejak hari pertama, ia dipandang sebagai proyek jangka panjang: atletis, eksplosif,
dan punya potensi besar, tapi perlu waktu untuk berkembang.
Selama tiga musim pertamanya, ia lebih sering disebut sebagai “bintang masa depan” ketimbang sosok penting di lineup utama. Namun musim 2024-25 mengubah narasi itu.
Dengan Steph Curry yang semakin selektif dalam menit bermain, serta rotasi yang kadang pincang akibat cedera pemain, Kuminga diberi kesempatan lebih.
Dan ia menjawabnya.
Rata-rata 15,3 poin per gim dengan efisiensi menembak yang meningkat.
Memberikan 4,6 rebound dan 2,2 assist per gim.
Tampil eksplosif di playoff, termasuk mencatat 30 poin dalam satu pertandingan melawan Minnesota Timberwolves.
Statistik ini bukan hanya angka. Itu adalah bukti bahwa Kuminga sudah siap, dan bahwa Warriors memiliki sesuatu yang istimewa dalam dirinya.
Cedera dan Bukti Mentalitas
Meski performanya meningkat, perjalanan Kuminga tidak bebas dari hambatan. Pada awal tahun 2025, ia mengalami cedera pergelangan kaki
yang membuatnya absen hampir dua bulan. Banyak yang meragukan apakah ia bisa kembali dengan performa yang sama.
Namun saat pulih, Kuminga membuktikan mentalitasnya. Ia langsung kembali dengan agresivitas khas: dunk keras, fastbreak, dan pertahanan yang menempel ketat.
Di tengah inkonsistensi tim, kehadirannya seperti percikan energi baru.
“Dia punya jiwa kompetitor sejati,” ujar salah satu staf pelatih Warriors. “Setiap kali turun ke lapangan, intensitasnya menular ke seluruh tim.”
Offseason: Drama Kontrak yang Menentukan
Sekarang, offseason menghadirkan tantangan berbeda. Warriors telah mengajukan qualifying offer senilai US$7,9 juta agar Kuminga menjadi restricted free agent.
Namun, negosiasi tidak semudah yang dibayangkan.
Kuminga dan agennya menolak beberapa tawaran karena tidak setuju dengan klausul seperti team option dan tanpa jaminan no-trade clause.
Di sisi lain, manajemen Warriors — dengan tekanan salary cap — tidak bisa sembarangan menawarkan kontrak besar.
Situasi ini menciptakan ketegangan. Media menyebutnya sebagai “contract standoff” yang bisa menentukan arah masa depan tim.
Kenapa Kuminga Jadi Kunci?
Ada beberapa alasan mengapa nama Kuminga begitu penting di jeda musim ini:
Generasi Baru Warriors
Dengan Curry memasuki usia 37 tahun dan Klay Thompson sudah tak lagi berseragam Warriors, tim butuh wajah baru. Kuminga bisa menjadi jembatan ke generasi berikutnya.
Nilai Strategis
Sebagai restricted free agent, Warriors punya kendali lebih dalam negosiasi. Namun jika dilepas atau ditukar, Kuminga bisa memberi aset berharga dalam bentuk pemain veteran atau draft pick.
Keseimbangan Tim
Warriors butuh lebih dari sekadar bintang. Mereka butuh pemain muda yang bisa berkembang bersama, menopang Curry, dan menjaga tim tetap kompetitif. Kuminga memenuhi profil itu.
Suara dari Lapangan
Steph Curry sendiri pernah memberikan komentar singkat soal juniornya ini:
“Dia punya semua potensi di dunia ini. Yang kami butuhkan darinya hanyalah konsistensi. Kalau dia bisa menjaga itu, dia akan jadi salah satu yang terbaik.”
Komentar ini bukan basa-basi. Curry, yang tahu betul arti membangun dinasti, melihat Kuminga sebagai kunci untuk menjaga tradisi Warriors tetap hidup.
Antara Tetap atau Pergi
Keputusan Warriors terhadap Kuminga kini berada di persimpangan. Ada tiga kemungkinan besar:
Memperpanjang kontrak dengan angka lebih besar dan menjadikannya fondasi tim masa depan.
Sign-and-trade, memindahkannya ke tim lain sambil mendapatkan aset berharga.
Melepasnya jika negosiasi buntu, meski ini bisa memicu kekecewaan fans.
Apapun hasilnya, jelas bahwa nasib Warriors di offseason ini sangat bergantung pada bagaimana mereka menyelesaikan saga Kuminga.