Minggu malam di Arena Seremban, Malaysia, sorak-sorai kecil tapi penuh semangat terdengar dari tribun. Di lapangan, sekelompok remaja putri dengan
jersey merah putih baru saja menorehkan cerita. Timnas Basket Putri U-16 Indonesia mengalahkan Tonga dengan skor 83-57 dalam ajang FIBA U-16 Women’s Asia Cup 2025 Division B.
Bagi sebagian orang, hasil ini mungkin hanya sekadar angka di papan skor. Tapi bagi tim yang tengah belajar mengenal kerasnya kompetisi Asia,
kemenangan ini adalah bahan bakar moral, tanda bahwa kerja keras mereka di lapangan latihan kini mulai terbayar.
Awal yang Meyakinkan
Sejak tip-off, Indonesia tampil percaya diri. Kuarter pertama ditutup dengan skor 23-11 — sebuah pernyataan jelas bahwa mereka tidak datang untuk sekadar mengisi turnamen.
Pelatih utama, dengan suara lantang dari pinggir lapangan, terus menekankan tempo cepat dan transisi mulus. Para pemain muda Indonesia merespons.
Serangan mereka bervariasi: mulai dari fast break yang agresif, tembakan jarak menengah yang tajam, hingga beberapa kali keberhasilan dari garis tiga poin.
Kuarter kedua menjadi momen puncak. Dalam rentang beberapa menit, Indonesia melakukan run 19-0. Penonton seolah terhenti, melihat bagaimana
Tonga tak mampu menembus pertahanan rapat Indonesia. Skor babak pertama menutup keunggulan 48-20. Dari titik itu, kemenangan seakan sudah berada dalam genggaman.
Bintang Muda Bersinar
Di balik skor telak itu, ada nama-nama yang bersinar.
-
Florenza Celesta, pemain jangkung yang menjadi jangkar pertahanan sekaligus motor serangan, mencatat double-double impresif: 19 poin, 18 rebound, 2 assist. Energinya seolah tak pernah habis; setiap bola pantul direbut, setiap peluang kecil dijadikan angka.
-
Chelsea Kutiawan menambah stabilitas dengan 11 poin, seringkali muncul di momen ketika tim membutuhkan penyelesaian sederhana namun efektif.
-
Inez Welly juga menorehkan 10 poin, membuktikan kedalaman skuad dan keberanian anak-anak muda ini untuk mengambil tanggung jawab.
“Setiap latihan keras yang kami jalani benar-benar terasa malam ini,” kata Florenza usai laga, dengan senyum lebar.
“Kami bermain untuk satu sama lain, dan kemenangan ini adalah hadiah kecil untuk kerja sama itu.”
Tonga Berjuang, Indonesia Tak Terbendung
Meski kalah, Tonga menunjukkan semangat juang. Ruby Cutbush tampil sebagai pencetak angka terbanyak mereka dengan 13 poin.
Beberapa kali, terutama di kuarter ketiga, Tonga berusaha menekan lewat fisik dan kecepatan. Namun, jarak poin yang terlalu lebar serta kontrol tempo
dari Indonesia membuat usaha itu sulit membuahkan hasil.
Pertandingan akhirnya ditutup dengan kemenangan nyaman Indonesia, tetapi pelajaran jelas terlihat: untuk menjadi tim besar,
tidak cukup hanya mengandalkan skor — konsistensi dan mental baja harus terus dijaga.
Menatap Malaysia: Ujian Sejati di Depan Mata
Kini, fokus Garuda Pertiwi Muda beralih ke laga berikutnya: melawan tuan rumah Malaysia. Laga ini punya bobot lebih berat,
bukan hanya karena akan menentukan posisi di klasemen Grup B, tapi juga karena atmosfer yang berbeda. Dukungan penuh ribuan penonton
tuan rumah bisa menjadi ujian mental yang sesungguhnya.
Secara statistik, Malaysia punya gaya bermain cepat dan menekan. Namun, jika Indonesia bisa mengulang performa seperti saat melawan
Tonga — terutama menjaga rebound, disiplin di pertahanan, dan efisiensi di tembakan jarak jauh — peluang kemenangan tetap terbuka lebar.
“Melawan Malaysia akan berat. Mereka punya energi ekstra dari suporter. Tapi kami juga ingin menunjukkan bahwa kami tak gentar.
Kami akan bermain dengan hati, bukan hanya teknik,” ujar pelatih kepala, penuh keyakinan.
Lebih dari Sekadar Pertandingan
Bagi para pemain muda Indonesia, turnamen ini bukan hanya tentang menang atau kalah. Ini adalah panggung pembelajaran,
kesempatan untuk merasakan intensitas level internasional, dan pengalaman yang akan membentuk mereka untuk masa depan.
Basket putri di Indonesia memang belum sebesar cabang olahraga lain, tapi generasi U-16 ini membawa harapan baru.
Kemenangan atas Tonga bukanlah garis akhir, melainkan langkah awal dalam perjalanan panjang menuju panggung Asia yang lebih besar.
Mimpi yang Mulai Terbentuk
Di usia belia, para srikandi muda ini sudah menunjukkan bahwa mereka bisa bertarung dengan penuh semangat.
Dari lantai kayu Arena Seremban, mereka membawa pulang bukan hanya kemenangan, tapi juga kepercayaan diri.
Kini, ujian berikutnya menanti di hadapan suporter Malaysia. Menang atau kalah, yang jelas Garuda Pertiwi Muda telah memberi alasan
bagi kita untuk percaya: masa depan basket putri Indonesia sedang dibangun, satu pertandingan demi satu pertandingan.