Minggu, 14 September 2025, menjadi momen bersejarah bagi tenis Indonesia. Nama Janice Tjen tercatat dalam daftar finalis WTA São Paulo Open 2025,
sebuah pencapaian yang belum pernah diraih petenis Indonesia sejak Angelique Widjaja pada 2002. Walau harus mengakui keunggulan
Tiantsoa Rakotomanga Rajaonah dengan skor 6-3, 6-4 di final, perjalanan Tjen sepanjang turnamen ini sudah cukup untuk menulis bab baru dalam sejarah tenis tanah air.
Bagi banyak penggemar, perjalanan Tjen di São Paulo ibarat dongeng modern: seorang remaja yang menaklukkan lawan-lawan tangguh, melewati tekanan mental,
dan menegaskan bahwa impian besar bisa diraih dengan kerja keras dan ketekunan.
Babak Awal: Memecah Ekspektasi
Janice memulai turnamen dengan fokus penuh, menepis semua keraguan. Babak pertama mempertemukannya dengan Beatriz Haddad Maia,
unggulan keenam turnamen. Dengan permainan agresif di baseline, servis yang stabil, dan pengembalian yang tajam, Tjen berhasil menang 6-4, 6-3.
“Sejak awal, saya hanya ingin bermain lepas dan menikmati setiap pukulan. Kemenangan di babak pertama memberi saya energi besar,” ujar Tjen usai pertandingan.
Kemenangan itu tidak hanya membawanya ke babak berikutnya, tetapi juga menunjukkan bahwa meski berada di peringkat 73 dunia,
ia mampu menantang lawan-lawan yang lebih berpengalaman dan lebih tinggi peringkatnya.
Semifinal: Mental Baja Teruji
Di semifinal, Tjen menghadapi Eala, salah satu petenis muda berbakat. Pertandingan berlangsung sengit, dengan rally panjang yang menguji fisik dan mental keduanya.
Di titik-titik kritis, Tjen menunjukkan kematangan luar biasa untuk usianya, berhasil menahan tekanan dan memanfaatkan setiap peluang break point.
Skor akhir 6-4, 3-6, 7-5 menjadi bukti ketangguhan Tjen di bawah tekanan. Pengamat tenis memuji kemampuannya menjaga fokus, terutama saat lawan mencoba membalikkan momentum.
Final: Panggung Sejarah
Saat menghadapi Tiantsoa Rakotomanga Rajaonah di final, tekanan menjadi nyata. Arango—maaf, Rajaonah—menunjukkan permainan solid,
memanfaatkan kesalahan Tjen dan menjaga konsistensi pukulan.
Tjen berusaha tampil agresif, menyerang dari baseline, dan memaksimalkan servis. Namun, lawan berhasil mematahkan ritme permainan dengan variasi pukulan yang sulit ditebak.
Set pertama berakhir 6-3 bagi Rajaonah, dan set kedua 6-4.
Meskipun kalah, Tjen tetap meninggalkan kesan mendalam: ia menampilkan permainan cerdas, fokus tinggi, dan keberanian menghadapi lawan lebih berpengalaman.
Menulis Sejarah untuk Indonesia
Pencapaian ini bukan sekadar final yang kalah-menang. Dengan langkahnya ke final WTA, Janice Tjen menjadi
petenis Indonesia pertama yang menembus final WTA dalam 23 tahun terakhir. Ia mengikuti jejak Angelique Widjaja,
yang terakhir kali mencapai final WTA pada tahun 2002.
Bagi dunia tenis Indonesia, ini adalah sinyal bahwa generasi muda memiliki potensi besar. Tjen bukan hanya pembawa nama,
tetapi simbol inspirasi bagi anak-anak Indonesia yang bercita-cita besar di tenis internasional.
Analisis dan Pelajaran
-
Teknik dan Strategi: Tjen menunjukkan kemampuan menyerang dari baseline, servis yang bervariasi, dan kemampuan membaca ritme lawan.
-
Mental dan Fisik: Sepanjang turnamen, ia menunjukkan stamina dan ketahanan mental yang jarang terlihat pada pemain muda seusianya.
-
Pengaruh bagi Tenis Indonesia: Keberhasilan ini diprediksi akan meningkatkan minat generasi muda, mendorong sponsor, pelatih, dan federasi untuk lebih serius membina talenta lokal.
Masa Depan Cerah
Kekalahan di final bukan akhir. Ini adalah batu loncatan. Dengan pengalaman berharga dari São Paulo,
Tjen kini memiliki bekal untuk menghadapi turnamen-turnamen WTA berikutnya, meningkatkan peringkat, dan mungkin meraih gelar pertamanya di masa dekat.
Pelatihnya menekankan bahwa fokus sekarang adalah konsistensi dan adaptasi: menjaga kondisi fisik, mengasah mental,
dan menyesuaikan strategi menghadapi lawan-lawan yang lebih senior.
Sebuah Awal yang Menjanjikan
Di bawah lampu sorot São Paulo, Janice Tjen menutup turnamen dengan kepala tegak. Trofi memang tidak jadi miliknya,
tapi sejarah telah dicatat: Indonesia kembali memiliki wakil di final WTA setelah dua dekade.
Ini adalah cerita tentang keberanian, kerja keras, dan tekad seorang remaja yang berani bermimpi besar. Dunia tenis akan terus menaruh perhatian pada Janice Tjen,
dan generasi muda Indonesia memiliki alasan baru untuk percaya bahwa mereka pun bisa menembus panggung dunia.