Italia Bangkit dari Jurang Kekalahan: Drama Epik Menuju Semifinal Billie Jean King Cup

Italia Bangkit dari Jurang Kekalahan Drama Epik Menuju Semifinal Billie Jean King Cup

Ketika Elisabetta Cocciaretto menatap papan skor yang menunjukkan dirinya tertinggal 2-5 di set kedua,

banyak yang berpikir perjalanan Italia di Billie Jean King Cup tahun ini akan terhenti lebih cepat dari perkiraan.

Sorak-sorai penonton tuan rumah bergema keras, memberi dukungan penuh bagi Yue Yuan. Namun,

tenis bukan hanya soal angka—ia adalah tentang hati, tentang keyakinan, dan tentang momen-momen yang mengubah sejarah.

Hari itu, di Shenzhen, Italia menulis kisah klasik tentang keteguhan. Dua laga tunggal, dua comeback mustahil,

dan akhirnya sebuah tiket ke semifinal. Juara bertahan itu membuktikan: mereka masih lapar akan gelar.

Pertandingan Pertama: Cocciaretto Menolak Menyerah

Elisabetta Cocciaretto (peringkat 91 dunia) turun sebagai pembuka. Lawannya, Yue Yuan,

tampil percaya diri di kandang sendiri. Set pertama lepas dengan skor 4-6, dan ketika Yuan unggul 5-2

di set kedua, sebagian penonton Italia di tribun mulai khawatir.

Namun, sesuatu berubah. Cocciaretto mulai bermain lebih agresif, memukul balik setiap bola dengan determinasi baru.

Perlahan tapi pasti, dia merebut lima game berturut-turut. Skor berbalik 7-5.

Set penentuan adalah ujian mental. Yuan melesat 4-0, lalu 5-2. Seakan semua perjuangan Cocciaretto akan sia-sia.

Tapi kali ini, ia menolak menyerah. Dengan napas tersengal dan wajah penuh tekad, Cocciaretto menyamakan kedudukan 5-5,

lalu menutup set ketiga 7-5.

Total: 4-6, 7-5, 7-5. Tiga jam drama penuh emosi. “Saya hanya mencoba bertahan, satu poin demi satu poin.

Tim saya terus mendorong saya dari pinggir lapangan. Tanpa mereka, saya tidak akan bisa,” ucap Cocciaretto

dengan mata berkaca-kaca usai pertandingan.

Jasmine Paolini: Dari Ambang Kekalahan ke Penentu

Setelah kemenangan heroik Cocciaretto, tanggung jawab berpindah ke tangan Jasmine Paolini,

petenis nomor 8 dunia yang kini menjadi andalan Italia. Namun, skenario tak lebih mudah.

Melawan Wang Xinyu, Paolini kehilangan set pertama 4-6. Di set kedua, Wang sudah unggul 5-3

dan tampak akan menutup pertandingan dengan cepat. Tapi Paolini, seperti rekannya Cocciaretto,

justru menemukan kekuatan ekstra di saat kritis. Ia menyelamatkan peluang match point, memaksakan tiebreak,

dan menang 7-6(4).

Set ketiga jadi pertarungan mental dan fisik. Wang sempat unggul lagi, tapi Paolini tak goyah.

Ia mematahkan servis lawan di game ke-10, menutup laga dengan skor 4-6, 7-6(4), 6-4.

Ketika bola terakhir keluar dari raket Wang, Paolini berteriak, lalu menengadah ke langit.

Italia menang 2-0. Mereka ke semifinal.

Lebih dari Sekadar Kemenangan

Apa yang membuat kemenangan Italia begitu spesial bukan hanya skor akhir, melainkan cara mereka mencapainya.

Dua kali mereka berada di tepi jurang, dua kali pula mereka melompat balik.

  • Mentalitas Juara: Cocciaretto dan Paolini sama-sama membalikkan situasi ketika lawan hanya berjarak beberapa poin dari kemenangan.

  • Soliditas Tim: Sepanjang laga, rekan setim bersorak dari pinggir lapangan, pelatih memberi arahan, dan energi kolektif itulah yang memberi kekuatan ekstra.

  • Stamina & Tekad: Kedua laga berlangsung hampir tiga jam, menuntut daya tahan fisik luar biasa.

Italia tidak hanya menang, mereka bertahan. Dan dalam kompetisi tim sebesar ini, daya tahan sering kali lebih berharga dari strategi teknis semata.

Jalan ke Depan: Siapkah Italia Pertahankan Gelar?

Dengan kemenangan atas China, Italia menjadi tim pertama yang memastikan tempat di semifinal Billie Jean King Cup 2025.

Mereka akan menghadapi pemenang antara Spanyol dan Ukraina.

Apapun lawannya, Italia tahu mereka harus tampil lebih tajam. Spanyol punya tradisi panjang di tenis putri,

sementara Ukraina diperkuat generasi emas dengan permainan menyerang. Namun, dengan mental baja

yang mereka tunjukkan melawan China, Italia punya modal besar.

Jasmine Paolini kini tampil sebagai pemimpin sejati, sedangkan Cocciaretto membuktikan bahwa ia bisa

menjadi penentu meski datang sebagai underdog. Kombinasi pengalaman dan semangat baru ini bisa

menjadi senjata Italia untuk mempertahankan trofi.

Kisah yang Akan Dikenang

Di turnamen tenis tim putri terbesar dunia ini, kemenangan Italia atas China akan dikenang bukan hanya

oleh angka di papan skor, tetapi oleh caranya. Comeback yang mustahil, dukungan tim yang tiada henti,

dan dua petenis yang menolak menyerah.

Bagi Italia, semifinal bukan tujuan akhir. Ini hanya langkah berikutnya dalam perjalanan mempertahankan gelar.

Namun, jika mereka akhirnya berhasil mengangkat trofi lagi, Shenzhen akan selalu menjadi titik balik — tempat

di mana mereka menunjukkan kepada dunia bahwa hati yang pantang menyerah lebih kuat daripada tekanan apa pun.

By Debora