Satu kabar yang langsung membuat para penggemar sepak bola di Tanah Air tersenyum lega datang pada akhir April 2025.
Vidio, platform streaming milik Elang Mahkota Teknologi (EMTK), mengumumkan perpanjangan hak siar Liga Inggris atau Premier League di Indonesia hingga tahun 2028.
Bagi banyak orang, ini bukan sekadar berita tentang kontrak bisnis, melainkan kabar gembira yang menjamin malam-malam akhir pekan mereka tetap diwarnai sorakan gol,
tensi tinggi derbi klasik, dan drama tak terduga dari liga paling bergengsi di dunia.
Dari Televisi ke Streaming: Perubahan Gaya Menonton
Dua dekade lalu, nama besar Liga Inggris identik dengan layar televisi. Generasi yang tumbuh di awal 2000-an masih mengingat bagaimana
pertandingan Manchester United, Arsenal, Chelsea, atau Liverpool hanya bisa dinikmati melalui stasiun televisi berbayar dengan jadwal siaran yang ketat. Kini, lanskapnya berubah.
Vidio hadir membawa paradigma baru: menonton bola tidak lagi harus di ruang tamu, tapi bisa di genggaman. Dari smartphone, tablet, hingga smart TV,
semua pertandingan tersedia dalam kualitas tayangan tinggi dengan fleksibilitas yang dulu tak terbayangkan. Perpanjangan kontrak hingga 2028 menjadi simbol
bahwa era sepak bola digital benar-benar sudah mendarah daging di Indonesia.
Mengapa Liga Inggris Begitu Penting?
Tidak berlebihan jika menyebut Premier League sebagai “liga paling global” di dunia. Kompetisi ini bukan hanya olahraga, tapi juga tontonan hiburan kelas dunia.
Klub-klubnya memiliki jutaan penggemar lintas negara, bahkan lintas benua.
Di Indonesia, daya tariknya begitu besar. Nama-nama seperti David Beckham, Thierry Henry, Didier Drogba,
hingga Mohamed Salah dan Erling Haaland sudah melekat di ingatan publik. Sebagian besar anak muda mengenal sepak bola dunia justru dari Liga Inggris.
Maka, ketika hak siarnya dipastikan aman hingga tiga musim ke depan, itu artinya: ritual akhir pekan para penggemar tetap terjaga.
Strategi Vidio: Lebih dari Sekadar Siaran
Yang menarik, Vidio tidak sekadar membeli hak siar. Mereka membungkusnya dengan strategi digital yang lebih luas.
Tayangan pertandingan dilengkapi analisis, highlight, hingga interaksi media sosial yang membuat penonton merasa lebih dekat dengan kompetisi.
Dalam konferensi pers pengumuman perpanjangan kontrak, Vidio bahkan menghadirkan jurnalis kenamaan Fabrizio Romano—ikon media
sepak bola global—untuk menegaskan posisi mereka sebagai “rumah digital sepak bola Indonesia”. Kehadiran figur internasional ini memperlihatkan ambisi Vidio untuk naik kelas,
bukan hanya sebagai penyedia tayangan, tapi juga bagian dari ekosistem global sepak bola.
Peluang dan Tantangan
Namun, jalan ke depan tidak selalu mulus. Membeli hak siar Premier League jelas membutuhkan dana fantastis. Itu artinya,
Vidio harus memastikan strategi monetisasi yang tepat—entah lewat paket berlangganan premium, dukungan iklan, atau kerjasama konten tambahan.
Di sisi lain, masalah klasik pembajakan digital juga menghantui. Link ilegal dan platform streaming bajakan sering menjadi musuh besar penyedia resmi.
Perpanjangan kontrak ini sekaligus menjadi tantangan bagi Vidio untuk menjaga kualitas layanan, stabilitas streaming, serta menekan pembajakan agar investasi mereka tidak sia-sia.
Antusiasme Penonton: Sebuah Kepastian
Bagi penonton, semua itu barangkali bukan hal utama. Yang mereka butuhkan sederhana: kepastian bisa terus menonton laga-laga besar tanpa berpindah-pindah platform.
Perpanjangan hingga 2028 memberi rasa aman, bahwa duel klasik seperti Manchester United vs Liverpool, North London Derby antara Arsenal vs Tottenham,
atau pertarungan juara antara Manchester City dan pesaingnya tetap bisa diakses lewat satu pintu.
“Seneng banget, jadi enggak perlu bingung lagi cari siaran tiap musim,” ujar Ardi, penggemar Chelsea, ketika mendengar kabar ini. “Apalagi sekarang tinggal buka HP, udah bisa nonton di mana aja.”
Masa Depan Sepak Bola Digital
Keputusan Vidio memperpanjang kontrak Liga Inggris ini lebih dari sekadar kesepakatan bisnis. Ia adalah sinyal bahwa Indonesia sedang berada di pusat transformasi penyiaran olahraga global.
Premier League, dengan basis fans yang masif di Tanah Air, melihat potensi besar di pasar ini.
Di balik layar, ada pertarungan bisnis besar antara platform digital dan televisi konvensional. Namun bagi publik, hasil akhirnya adalah sebuah keuntungan: akses lebih luas, fleksibel,
dan modern terhadap salah satu kompetisi olahraga paling dicintai di dunia.