Di bawah langit biru pucat Incheon, Korea Selatan, seorang petenis muda Indonesia kembali membuat berita.
Priska Madelyn Nugroho melangkah mantap ke partai final turnamen tenis internasional ITF W100 Incheon 2025.
Dengan raket di tangan dan tekad di dada, ia bukan hanya mewakili dirinya sendiri, tetapi juga harapan penggemar tenis tanah air.
Turnamen W100 bukan sekadar ajang biasa. Ini adalah level tertinggi di kalender ITF di bawah WTA Tour, arena yang mempertemukan nama-nama mapan
dan pendatang baru yang siap mengguncang hierarki. Untuk pemain Indonesia, menembus final di level ini adalah prestasi langka. Itulah yang membuat langkah Priska terasa istimewa.
Semifinal yang Menegangkan
Hari Jumat, lapangan utama Incheon Tennis Court menjadi saksi duet lintas negara: Priska bersama partnernya, petenis senior Jepang Hiroko Kuwata,
menghadapi pasangan unggulan teratas, Peangtarn Plipuech (Thailand) dan Momoko Kobori (Jepang). Di atas kertas, lawan mereka lebih diunggulkan, tetapi Priska/Hiroko tampil rapi dan percaya diri.
Set pertama berjalan cepat; pengembalian servis Priska menembus pertahanan lawan, pukulan netting Kuwata menutup celah. Skor 6–3 untuk mereka.
Set kedua lebih dramatis. Plipuech/Kobori mencoba bangkit, sempat memimpin 5–4, tetapi Priska/Hiroko membalik keadaan dengan tiga gim beruntun.
Skor akhir 6–3, 7–5. Dengan genggaman tangan erat, keduanya menyambut sorak penonton — tiket final resmi di tangan.
Ucapan Selamat dari Pak Rildo
Kabar kemenangan ini cepat sampai ke tanah air. Dr. Rildo Ananda Anwar, tokoh penting di tenis Indonesia yang pernah menjabat Ketua Umum PELTI,
langsung mengirim ucapan selamat:
“Selamat kepada Priska dan Hiroko yang berhasil melangkah ke final ITF W100 Incheon. Semoga mereka meraih hasil terbaik sesuai harapan kita semua.”
Bagi Priska, kata-kata itu lebih dari sekadar formalitas. Itu adalah pengakuan dan dukungan moral dari sosok yang selama ini mendorong pembinaan tenis nasional.
“Senang rasanya mendapat perhatian dari Indonesia. Ini jadi motivasi tambahan,” kata Priska saat ditanya usai pertandingan.
Final yang Menanti: Tantangan Imamura/Park
Di partai puncak, Priska/Hiroko akan berhadapan dengan pasangan unggulan kedua Saki Imamura (Jepang) dan Sohyun Park (Korea Selatan).
Imamura/Park menyingkirkan lawan mereka di semifinal dengan skor 7–5, 6–4 — tanda bahwa mereka juga sedang on-fire.
Partai final ini diprediksi jadi duel kontras gaya: Imamura/Park terkenal agresif di baseline, sementara Priska/Hiroko lebih mengandalkan variasi pukulan dan chemistry di net.
“Kami akan bermain dengan pola sendiri dan menikmati pertandingan,” ujar Kuwata dengan senyum tenang.
Lebih dari Sekadar Final: Dampak untuk Karier
Bagi Priska, lolos ke final W100 berarti:
-
Poin ranking signifikan yang bisa mendekatkannya ke turnamen WTA.
-
Kepercayaan diri setelah bertarung dan menang atas unggulan teratas.
-
Eksposur internasional yang membuka peluang sponsor dan undangan turnamen.
Bagi tenis Indonesia, ini adalah bukti bahwa pemain kita bisa menembus ajang prestisius jika diberi pembinaan dan kesempatan.
Inspirasi untuk Generasi Baru
Di tribun penonton, beberapa mahasiswa Indonesia di Korea terlihat membawa bendera Merah Putih kecil. “Kami bangga, rasanya seperti lihat teman sendiri main di level tinggi,”
kata Sari, mahasiswi asal Jakarta. Momen ini tak hanya untuk Priska — ini juga untuk anak-anak muda yang bermimpi jadi atlet.
Pak Rildo menambahkan dalam wawancaranya: “Kami berharap Priska jadi inspirasi. Tenis Indonesia punya potensi, dan kami ingin terus mendukung.”
Satu Langkah Menuju Sejarah
Esok sore, lampu sorot lapangan utama Incheon akan menyala. Priska Madelyn Nugroho akan berdiri di belakang baseline, mengatur napas, mengingat semua latihan,
semua keringat, semua doa. Satu kemenangan lagi bisa jadi tonggak besar dalam perjalanan kariernya.
Apapun hasilnya, ia sudah menorehkan cerita baru untuk tenis Indonesia. Seorang anak muda dari Jakarta yang berani melangkah ke panggung besar,
membawa Merah Putih dalam genggaman raketnya. Dan di tanah air, Pak Rildo dan para penggemar menunggu kabar baik dengan doa dan harapan.