Joey Pelupessy: Dari Almelo ke Gelora Bung Karno, “Pemain Komplet” yang Siap Jadi Starter di Babak 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026

Joey Pelupessy Dari Almelo ke Gelora Bung Karno, “Pemain Komplet” yang Siap Jadi Starter di Babak 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026

Ketika nama Joey Pelupessy diumumkan sebagai salah satu naturalisasi anyar Timnas Indonesia pada Maret 2025,

banyak yang bertanya: siapa sebenarnya pemain ini? Mengapa PSSI memilihnya? Apakah dia sekadar tambahan,

atau benar-benar solusi di lini tengah Garuda?

Beberapa bulan berselang, jawaban itu mulai terlihat. Dari debutnya yang solid, performa konsisten di laga-laga uji coba, hingga masuk ke proyeksi starter

di Babak 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Pelupessy semakin memperlihatkan bahwa ia bukan sekadar nama di daftar skuad.

Ia adalah “jangkar” yang memberi keseimbangan — pemain yang oleh seorang eks Timnas disebut sebagai “komplet.”

Dari Maluku ke Belanda, dan Balik ke Tanah Nenek Moyang

Lahir di Almelo, Belanda, pada 15 Mei 1993, Joey tumbuh dalam kultur sepak bola Eropa. Ia memulai karier di akademi FC Twente sebelum kemudian

berkembang bersama Heracles Almelo. Perjalanannya tak berhenti di situ: ia sempat merasakan kerasnya EFL Championship bersama Sheffield Wednesday,

mencicipi atmosfer Süper Lig Turki bersama Giresunspor, hingga kembali ke Belanda bersama FC Groningen.

Kini, di usianya yang menginjak 32 tahun, Joey masih bermain di Eropa bersama Lommel SK di Belgia. Di sana ia dikenal sebagai figur berpengalaman,

seorang gelandang bertahan yang disiplin dan dapat diandalkan.

Namun, keputusan untuk menjadi WNI pada Maret 2025 menjadi titik balik. Joey mengaku langkah itu bukan semata karier, tetapi juga emosional:

“Saya selalu tahu ada darah Maluku dalam diri saya. Kini, mengenakan lambang Garuda di dada, saya merasa seperti kembali ke rumah,”
ucapnya dalam wawancara usai debut melawan Bahrain.

Debut Istimewa di Gelora Bung Karno

Tanggal 27 April 2025, Stadion Utama Gelora Bung Karno jadi saksi debutnya melawan Bahrain. Joey tampil penuh 90 menit,

berduet dengan Thom Haye di lini tengah.

Statistik mencatat:

  • akurasi umpan 85%

  • 4 intersep

  • 3 sapuan

  • 2 tekel sukses

  • 1 duel udara dimenangkan

Bukan angka fantastis, tapi menunjukkan peran penting: menjaga keseimbangan, menutup ruang, dan memberi fondasi bagi serangan Indonesia.

Yang lebih berkesan, justru atmosfer. Joey mengaku merinding saat mendengar “Indonesia Raya” dikumandangkan ribuan suporter.

“Debut ini istimewa. Rasanya seperti berada di keluarga besar. Fans membuat saya merasa langsung diterima,” ujarnya.

“Pemain Komplet” Menurut Eks Timnas

Puji-pujian pun datang. Seorang mantan pemain Timnas Indonesia yang kini jadi komentator menyebut Joey sebagai “pemain komplet.”

“Dia bukan sekadar bertahan. Joey tahu kapan harus distribusi bola, kapan menenangkan tempo, dan kapan harus keras. Itulah pemain tengah ideal.

Indonesia butuh figur seperti dia,” katanya.

Komplet di sini berarti multifungsi: mampu bertahan, mengatur tempo, membaca permainan, dan sekaligus punya pengalaman menghadapi lawan berlevel tinggi.

Apa yang Membuatnya Istimewa?

  1. Bertahan dengan Otak dan Otot
    Joey bukan tipe gelandang yang mengandalkan fisik semata. Ia pandai membaca arah serangan lawan, memutus umpan, lalu menutup ruang.

  2. Distribusi Bola Efektif
    Meski tidak flamboyan, passing Joey efisien. Ia sering jadi “penghubung” dari lini belakang ke tengah, atau membuka ruang bagi gelandang serang.

  3. Pengalaman Eropa
    Dari Belanda ke Inggris hingga Turki, ia terbiasa dengan atmosfer intens. Hal itu membuatnya tidak gugup saat menghadapi tim kuat Asia seperti Jepang atau Korea Selatan.

  4. Mental & Kepemimpinan
    Di beberapa klub, Joey pernah menjabat sebagai kapten. Ia terbiasa memimpin komunikasi di lapangan, hal yang sangat membantu tim dengan banyak pemain muda.

Babak 4: Panggung Pembuktian

Indonesia akan menghadapi lawan-lawan yang lebih tangguh di Babak 4. Bukan lagi sekadar tim Asia Tenggara atau level menengah, tapi raksasa seperti Jepang,

Iran, Arab Saudi, hingga Korea Selatan.

Di sinilah Joey diuji. Apakah pengalamannya cukup untuk menahan gempuran lini tengah kelas dunia? Apakah tubuhnya masih bisa sekuat dulu,

mengingat usianya tak lagi muda?

Patrick Kluivert, pelatih kepala, diyakini menaruh kepercayaan penuh. Ia menyukai pemain yang bisa menjadi “perpanjangan tangan pelatih”

di lapangan. Dalam sistem 4-2-3-1 atau 4-3-3 yang kerap digunakan, Joey diproyeksikan sebagai jangkar utama.

Harapan Fans & Tanggung Jawab Baru

Bagi fans, Joey sudah cepat mendapat tempat di hati. Mereka melihatnya sebagai simbol transisi: naturalisasi yang bukan sekadar nama,

tetapi benar-benar berguna. Bagi Joey sendiri, ini bukan sekadar babak baru, melainkan misi pribadi.

“Saya ingin memberi yang terbaik. Saya ingin membantu Indonesia bukan hanya lolos ke Piala Dunia, tapi juga dihormati sebagai tim yang bisa melawan siapa pun,” katanya.

Joey Pelupessy adalah gambaran dari proyek naturalisasi yang berhasil: pemain dengan darah Indonesia, pengalaman internasional,

dan mentalitas profesional. Disebut “pemain komplet” oleh eks Timnas, Joey membawa sesuatu yang sudah lama dicari: stabilitas, disiplin,

dan ketenangan di lini tengah.

Babak 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 akan jadi panggung besar. Jika ia mampu tampil konsisten, namanya bisa dikenang bukan hanya sebagai

naturalisasi baru, tapi sebagai pilar penting dalam sejarah perjuangan Garuda menuju Piala Dunia.

By Debora