Beberapa hari terakhir, ruang rapat Arsenal kembali menjadi sorotan. Bukan karena hasil pertandingan di lapangan,
melainkan perubahan penting di level manajemen puncak. Di balik sorak-sorai suporter yang selalu haus trofi,
ada dinamika yang sama panasnya di ruang tertutup: pergantian kursi di boardroom yang diyakini akan memengaruhi arah klub ke depan.
Kepergian Tim Lewis: Akhir Sebuah Era Singkat
Nama Tim Lewis bukanlah sosok yang asing di Arsenal. Sudah sejak lama, ia dikenal sebagai penasihat dekat Kroenke
Sports & Entertainment (KSE), perusahaan keluarga Kroenke yang menjadi pemilik mayoritas klub. Pada 2020,
ia masuk ke jajaran direksi Arsenal dan hanya tiga tahun kemudian naik menjadi Executive Vice-Chair,
posisi yang memberi wewenang besar dalam urusan strategis.
Perannya cukup sentral: dari keputusan transfer besar-besaran, hingga menjaga hubungan antara pemilik klub
dan operasional sehari-hari. Namun, pada September 2025, Lewis resmi meninggalkan jabatannya.
Kepergian ini menandai berakhirnya fase singkat namun signifikan dari pengaruhnya dalam arah klub.
Bagi sebagian pendukung, kepergian Lewis bisa menimbulkan tanda tanya: apakah ini berarti ada
pergeseran visi dari KSE? Ataukah justru sebuah penyegaran agar struktur klub lebih modern dan gesit?
Richard Garlick: Dari Operasional ke Puncak Komando
Pergantian kursi selalu berarti munculnya figur baru. Kali ini, spotlight jatuh pada Richard Garlick,
yang resmi diangkat sebagai Chief Executive Officer (CEO).
Garlick bergabung dengan Arsenal pada 2021 sebagai Director of Football Operations, lalu dipromosikan menjadi
Managing Director setahun lalu. Ia dikenal sebagai sosok yang tekun, pekerja keras, dan memiliki jaringan kuat di Premier League.
Transformasinya dari posisi teknis ke pucuk manajerial memperlihatkan satu hal: klub menginginkan figur yang benar-benar
paham bagaimana sepak bola modern berjalan—bukan sekadar dari sisi bisnis, tapi juga dari denyut kehidupan di ruang ganti dan bursa transfer.
Promosi Garlick menandakan bahwa Arsenal tidak ingin ada jeda panjang dalam kesinambungan strategi. Ia sudah terbukti dekat dengan Mikel Arteta dan tim sepak bola, sehingga bisa menjadi jembatan yang mulus antara manajemen dan pelatih.
Penambahan Wajah Baru di Dewan
Selain pergantian utama, Arsenal juga memperkenalkan beberapa anggota dewan non-eksekutif baru: Kelly Blaha,
Otto Maly, dan Ben Winston. Kehadiran mereka memberi warna berbeda pada dinamika boardroom.
-
Kelly Blaha dikenal dalam dunia komunikasi dan organisasi, membawa perspektif strategis di luar sepak bola.
-
Otto Maly dianggap sebagai representasi pemilik, memastikan kepentingan KSE tetap terjaga.
-
Ben Winston, produser televisi ternama sekaligus penggemar Arsenal, membawa pendekatan kreatif
dan kedekatan emosional dengan identitas klub.
Dengan formasi baru ini, bisa dipastikan bahwa keputusan-keputusan penting Arsenal—mulai dari arah bisnis global,
strategi komunikasi, hingga proyek sepak bola—akan melalui proses diskusi yang lebih variatif.
Mikel Arteta: Optimisme di Tengah Perubahan
Dalam konferensi pers, Mikel Arteta ditanya tentang perubahan di ruang rapat tersebut.
Sang manajer dengan tenang menegaskan bahwa ia tetap optimis: visi klub jelas, dukungan dari pemilik tidak berkurang,
dan pergantian ini tidak akan menggoyahkan ambisi tim.
Arteta, yang sudah membawa Arsenal kembali menjadi penantang serius gelar Premier League dalam dua musim terakhir,
tampak percaya bahwa struktur baru justru bisa memberi energi tambahan. “Selama kami bekerja dengan visi yang sama,
saya yakin masa depan Arsenal tetap cerah,” ujarnya.
Konteks: Ambisi Tinggi dan Tekanan Publik
Tidak bisa dipungkiri, perubahan ini terjadi di tengah ekspektasi luar biasa besar. Arsenal telah menghabiskan dana besar di bursa transfer dalam beberapa tahun terakhir, membangun skuad muda berbakat yang kini matang. Finis di posisi runner-up dua musim berturut-turut membuktikan progres nyata, namun sekaligus menambah beban: gelar juara Premier League adalah target yang semakin tidak bisa ditunda.
Di balik layar, manajemen harus memastikan bahwa ambisi di lapangan tidak terganggu oleh transisi di ruang rapat. Kegagalan dalam menjaga stabilitas bisa berdampak besar, baik dalam hasil di lapangan maupun persepsi publik.
Risiko dan Harapan
Pergantian di level tertinggi selalu mengandung risiko. Adaptasi internal, perbedaan gaya kepemimpinan, hingga kemungkinan gesekan dengan pemilik adalah hal-hal yang mungkin muncul. Namun, ada juga peluang besar:
-
Kontinuitas strategi lewat Garlick yang sudah akrab dengan operasional klub.
-
Keterlibatan pemilik yang lebih nyata, terlihat dari hadirnya perwakilan KSE di dewan.
-
Perspektif baru yang dibawa non-eksekutif directors, yang bisa memperluas horizon pengambilan keputusan.
Bagi para pendukung, harapannya sederhana: semua ini harus berujung pada hasil nyata di lapangan—trofi.
Penutup: Babak Baru di Emirates
Arsenal sedang berada di persimpangan yang menarik. Di satu sisi, skuad muda yang dibangun Arteta sudah siap menantang siapa pun. Di sisi lain, perubahan di boardroom membuka babak baru dalam tata kelola klub.
Apakah ini akan menjadi katalis yang membawa Arsenal kembali ke puncak kejayaan, atau justru menciptakan ketidakpastian baru? Waktu yang akan menjawab. Namun satu hal pasti: suporter di Emirates dan di seluruh dunia menunggu dengan harapan tinggi, sementara ruang rapat di London Colney dan Highbury House terus sibuk merancang masa depan klub merah London ini.