Devin Booker dan Nike Book 1 “What The”: Kisah Sepatu, Identitas, dan Sebuah Pernyataan

Devin Booker dan Nike Book 1 “What The” Kisah Sepatu, Identitas, dan Sebuah Pernyataan

Di dunia NBA, ada momen-momen yang melampaui statistik atau highlight di lapangan. Momen yang menandai seorang pemain bukan hanya sebagai atlet,

tapi sebagai ikon budaya. Pada Media Day Phoenix Suns 2025, Devin Booker menciptakan salah satunya. Ia melangkah dengan percaya diri,

mengenakan sepasang sneaker edisi khusus: Nike Book 1 “What The”.

Bagi sekilas mata, itu hanyalah sepatu warna-warni dengan kombinasi motif tak beraturan. Tapi bagi penggemar basket dan sneakerhead,

sepatu itu adalah sebuah pernyataan. Sebuah arsip perjalanan, dijahit dalam satu kanvas.

Dari Grand Rapids ke Signature Shoe

Lahir di Grand Rapids, Michigan, tahun 1996, Devin Booker dibesarkan dalam kultur basket dan cerita keluarga. Ayahnya, Melvin Booker,

adalah mantan pemain basket profesional yang mengajarkan arti kerja keras. Namun Booker muda tak hanya mewarisi bakat, ia juga punya rasa estetika—tentang gaya,

presentasi, dan identitas.

Kebersamaannya dengan Phoenix Suns sejak 2015 menumbuhkan reputasi sebagai salah satu shooting guard paling lethal di NBA.

Tapi Booker juga punya sisi lain: kecintaan pada hal klasik. Mobil tua, musik rap 90-an, dan desain minimalis-modern.

Semua itu kemudian menyatu dalam proyek signature shoe pertamanya, Nike Book 1, yang dirilis pada 2023.

“Saya ingin sepatu yang bisa disebut klasik, tapi tetap punya sentuhan masa depan. Future classic, itulah ide saya,” kata Booker dalam peluncurannya.

Filosofi Book 1: Lebih dari Sekadar Sepatu

Nike Book 1 bukan hanya sepatu untuk bermain. Itu diciptakan sebagai jembatan antara lapangan dan gaya hidup sehari-hari.

Desainnya terinspirasi dari siluet legendaris seperti Air Force 1, Blazer, dan Air Jordan 1, dipadukan dengan teknologi modern: Zoom Air di tumit,

Cushlon 2.0 foam di midsole, serta sidewall TPU untuk stabilitas.

Booker menginginkan sesuatu yang ia sendiri akan pakai, baik saat menembakkan tiga angka di Footprint Center maupun ketika meluncur

dengan Chevy Blazer K5 tahun 1972 miliknya, “Uncle Larry.”

Dengan Book 1, ia tak sekadar jadi bintang NBA dengan sepatu sendiri. Ia mendefinisikan ulang apa artinya memiliki signature

shoe: bukan hanya soal performa, tetapi juga narasi.

“What The”: Merayakan Setiap Langkah

Konsep “What The” bukan baru di Nike. Sejak era Kobe, LeBron, hingga KD, “What The” selalu jadi edisi mash-up—menggabungkan berbagai

colorway sebelumnya ke dalam satu pasang sepatu yang unik.

Namun untuk Booker, “What The” punya lapisan makna lain. Sepatu ini merangkum perjalanannya sejak debut Book 1.

  • Panel kiri menampilkan detail safari print, suede emas, topografi merah, hingga faux reptile skin.

  • Panel kanan menghadirkan denim, camo, snakeskin, dan gradien warna dari edisi Sunset maupun Mirage.

  • Total ada elemen dari hampir 20 colorway Book 1 terdahulu, dirakit jadi mosaik warna.

Tak heran kalau sneakerhead melihatnya sebagai time capsule — sebuah arsip visual perjalanan Book 1.

Jumlahnya pun terbatas: hanya 1,996 pasang, merujuk pada tahun kelahiran Booker. Dengan begitu, setiap pasang bukan sekadar sneaker,

tapi potongan personal dari kisah sang pemain.

Mengapa Penampilan Itu Begitu Menggema

Ketika Booker mengenakan “What The” di Media Day, buzz langsung meledak. Media sosial dibanjiri foto, analisis detail motif,

hingga spekulasi harga resale. Tapi resonansinya lebih dari sekadar hype.

  1. Pernyataan Identitas
    “What The” adalah cara Booker berkata: “Ini saya, ini perjalanan saya, dan ini cara saya merayakannya.”

  2. Eksklusivitas Personal
    Dengan jumlah pasang terbatas dan detail desain yang kaya, sepatu ini lebih mirip karya seni ketimbang produk massal.

  3. Jembatan ke Book 2
    Banyak yang menafsirkan “What The” sebagai epilog Book 1. Sebuah penutup bab pertama sebelum Nike meluncurkan Book 2 pada 2026.

Booker di Antara Dua Dunia: Lapangan dan Lifestyle

Banyak pemain NBA yang punya signature shoe. Tapi tidak semuanya bisa menjembatani dunia performa dan lifestyle dengan natural. Booker berbeda.

  • Di lapangan, Book 1 adalah sepatu basket fungsional: ringan, responsif, stabil.

  • Di luar lapangan, “What The” tampil sebagai fashion statement, cocok dipadukan dengan jeans atau outfit kasual.

Ini yang membuatnya spesial: Booker bukan hanya bintang NBA, tapi juga ikon gaya.

Lebih dari Sepatu: Inspirasi

Bagi generasi muda, kisah “What The” bukan cuma soal sneakers. Ada pesan tentang apresiasi perjalanan, tentang bagaimana tiap langkah, tiap warna,

tiap fase hidup punya tempat dalam cerita besar.

Booker menunjukkan bahwa identitas tak harus dibentuk oleh hal baru semata. Kadang, justru dengan merangkul masa lalu—dari nostalgia hingga

eksperimen—kita bisa menciptakan sesuatu yang benar-benar segar.

Ketika Devin Booker melangkah dengan Nike Book 1 “What The”, itu bukan sekadar tampilan sepatu baru. Itu adalah perayaan perjalanan,

sebuah arsip warna-warni yang mengabadikan jejak setiap langkah.

Di balik hype sneaker dan eksklusivitas jumlah, ada narasi lebih dalam: kisah seorang pemain yang menolak dipisahkan antara performa, gaya,

dan identitas. Dan ketika bab Book 1 hampir ditutup, “What The” menjadi tanda seru—sebuah pernyataan bahwa cerita Booker baru saja dimulai.

By Debora