Dua Jalan, Satu Tujuan: Musetti & Tabilo di Final Chengdu Open 2025

Dua Jalan, Satu Tujuan Musetti & Tabilo di Final Chengdu Open 2025

Di kota yang terkenal dengan panda dan kuliner pedas khas Sichuan, panggung tenis dunia menghadirkan drama yang tak kalah panas.

Chengdu Open 2025, sebuah turnamen ATP 250, kini mencapai puncaknya. Dua nama muncul di garis akhir: Lorenzo Musetti,

sang unggulan utama dari Italia, dan Alejandro Tabilo, petenis kualifikasi asal Chile yang menolak menyerah pada takdir.

Mereka datang dengan kisah yang berbeda, namun dipersatukan oleh satu hal: kesempatan mengangkat trofi di panggung internasional.

Musetti: Beban Favorit, Tekad untuk Konsistensi

Sejak awal, semua mata tertuju pada Lorenzo Musetti. Sebagai top seed, ia membawa reputasi, tekanan, sekaligus harapan.

Tahun 2025 bukan musim yang mulus baginya — ada saat-saat ketika bakat besarnya diragukan karena performa yang naik turun.

Namun di Chengdu, Musetti justru terlihat berbeda: fokus, agresif, dan efisien.

  • Di babak awal, ia menyingkirkan Nikoloz Basilashvili dengan skor meyakinkan 6-3, 6-3.

  • Di semifinal, ia tampil bak mesin. Menghadapi Alexander Shevchenko, Musetti menang 6-3, 6-1 hanya dalam waktu singkat.
    Angka-angkanya berbicara: 92% poin dari servis pertama, tidak sekalipun menghadapi break point,
    dan menutup laga dengan dominasi penuh.

Yang menarik, Musetti kini mencatat sejarah: pemain pertama yang mencapai dua final Chengdu Open

sejak turnamen ini berdiri pada 2016. Tahun lalu, ia juga melangkah ke partai puncak,

dan tahun ini ia ingin memastikan trofi benar-benar jatuh ke tangannya.

“Rasanya istimewa bisa kembali ke final. Kali ini, saya lebih siap, lebih tenang,” ucap Musetti usai laga semifinal.

Tabilo: Underdog yang Menolak Takluk

Jika Musetti datang dengan reputasi, Alejandro Tabilo datang dengan kerendahan hati dan kerja keras dari jalur kualifikasi.

Musim 2025 sejatinya tidak terlalu bersinar baginya: lebih banyak kekalahan ketimbang kemenangan. Tapi Chengdu menjadi titik balik.

  • Di kualifikasi, ia harus bertarung keras, bahkan sampai tie-break penentu melawan Lloyd Harris.

  • Lolos ke babak utama, Tabilo tak goyah. Ia mengejutkan unggulan kedua Luciano Darderi 6-4, 6-3.

  • Di perempat final, ia menyingkirkan Christopher O’Connell dalam pertarungan tiga set.

  • Dan di semifinal, ia menunjukkan ketenangan luar biasa melawan Brandon Nakashima. Setelah menang 6-4 di set pertama, Tabilo menutup set kedua dengan tiebreak sempurna 7-6(0).

Yang membuat semifinalnya semakin mengesankan: Tabilo tidak menghadapi satu pun break point.

Servisnya solid, ritmenya stabil, dan mentalnya kokoh.

“Saya hanya ingin bermain bebas, menikmati setiap poin. Tidak ada yang perlu saya takutkan,” kata Tabilo dengan wajah bercahaya.

Dua Jalur, Satu Persimpangan

Kontras keduanya menjadi daya tarik utama final ini.

  • Musetti adalah simbol potensi yang diharapkan menjadi realitas. Ia unggulan, ia favorit,
    ia datang dengan senjata lengkap: backhand satu tangan yang elegan, servis yang stabil,
    dan pengalaman bermain di final sebelumnya.

  • Tabilo adalah cerita inspiratif dari bawah. Seorang kualifier yang membalikkan nasib,
    menjadikan underdog sebagai senjata, bermain tanpa beban, dan justru melaju paling jauh.

Pertemuan mereka di Chengdu ini akan menjadi head-to-head pertama. Tak ada catatan masa lalu untuk ditelusuri,

hanya satu duel yang akan membuka babak baru dalam karier mereka.

Makna Lebih dari Trofi

Bagi Musetti, gelar di Chengdu akan menjadi gelar ATP ketiga dalam kariernya, serta konfirmasi

bahwa konsistensinya mulai terbentuk di permukaan keras. Ia bisa meninggalkan label “bakat besar yang belum stabil”

dan mulai dipandang sebagai juara sejati.

Bagi Tabilo, kemenangan berarti lebih dari sekadar trofi. Itu akan menjadi bukti bahwa perjuangan dari jalur kualifikasi

bisa menghasilkan buah manis. Dari pemain yang diragukan, ia bisa pulang dengan status juara ATP, membawa inspirasi

bagi tenis Chile dan Amerika Latin.

Prediksi & Antisipasi

Banyak analis menilai Musetti tetap favorit. Konsistensi servis, ketenangan di lapangan, dan pengalamannya memberi keunggulan.

Namun Tabilo punya modal kejutan: servis kuat, mental underdog, dan semangat pantang menyerah.

Final ini bisa berjalan cepat jika Musetti mendominasi sejak awal. Tapi jika Tabilo berhasil memaksa rally panjang

dan menjaga servisnya, pertarungan tiga set yang mendebarkan sangat mungkin terjadi.

Sebuah Final dengan Dua Kisah

Final Chengdu Open 2025 bukan sekadar pertandingan tenis. Ia adalah cerita tentang dua jalan berbeda yang bertemu di satu tujuan: trofi.

Musetti datang sebagai favorit yang ingin membuktikan konsistensi. Tabilo datang sebagai kualifier yang menulis dongeng tak terduga.

Apapun hasilnya, satu hal jelas: Chengdu telah menjadi panggung lahirnya kisah besar dalam tenis modern.

By Debora