Seremban, Malaysia – Ada semangat berbeda yang dibawa skuad muda bola basket putri Indonesia ketika melangkah ke lapangan di ajang
FIBA U-16 Women’s Asia Cup 2025 Division B. Turnamen yang berlangsung pada 13–19 September 2025 di Seremban,
Malaysia ini menjadi panggung penting, bukan sekadar kompetisi, tapi juga proses pembentukan identitas dan harapan baru bagi masa depan basket putri tanah air.
Dari Surabaya ke Seremban: Perjalanan Seleksi yang Tidak Mudah
Perjalanan tim ini tidak dimulai seminggu sebelum berangkat, melainkan sudah sejak awal Juli 2025. GOR CLS Surabaya menjadi rumah sementara bagi 25 remaja putri
berbakat yang bersaing dalam pemusatan latihan. Hari-hari mereka diisi dengan drill fisik yang keras, scrimmage antartim, hingga evaluasi psikologis.
Pelatih Marlina Herawan bersama staf kepelatihan menilai bukan hanya kemampuan teknis—seperti akurasi tembakan, kekuatan bertahan, dan kecepatan
transisi—tetapi juga mental dan daya juang. Dari proses panjang itu, akhirnya terpilihlah 12 nama yang dipercaya untuk mengenakan seragam Merah Putih.
Dua wajah baru muncul di roster final: Richelle Evelyn Widjaja dan Xheileen Xecillia Chia, menggantikan Maria Odifa Putri Hartono dan Raina Aisha Raheem.
Keputusan itu sempat mengejutkan sebagian kalangan, namun Marlina menegaskan bahwa setiap pilihan diambil demi keseimbangan tim.
“Kami mencari bukan hanya pemain terbaik, tetapi juga kombinasi yang bisa saling melengkapi. Turnamen ini tentang membangun tim, bukan hanya mengandalkan individu,” ujar Marlina.
12 Nama, 12 Cerita
Di balik setiap nama, ada kisah yang menarik.
-
Adinda Lubna Azizah, kapten tim, dikenal sebagai motor semangat. Usianya baru 16 tahun, tetapi kepemimpinannya di lapangan membuatnya dijadikan role model bagi rekan-rekannya.
-
Inez Angelina Welly menjadi harapan utama dalam urusan mencetak angka. Tembakan jarak jauhnya bisa jadi senjata pamungkas saat pertandingan berjalan ketat.
-
Chelsea Aurelia Adellyne Kustiawan dan Kayla Alisya Adiutomo adalah duo guard yang mengandalkan kecepatan dan kreativitas, siap menembus pertahanan lawan.
-
Sementara I Gusti Ayu Krisabella, pemain asal Bali, membawa energi berbeda lewat gaya bermainnya yang eksplosif.
Mereka datang dari latar belakang berbeda—Jakarta, Surabaya, Bali, hingga luar negeri—namun bersatu dengan satu tujuan: membuktikan bahwa basket putri Indonesia mampu bersaing di level Asia.
Grup Berat, Tantangan Nyata
Indonesia tergabung di Grup B, bersama Hong Kong, Tonga, dan tuan rumah Malaysia. Di atas kertas, lawan-lawan itu bukanlah raksasa Asia seperti Jepang atau China, tetapi tetap memberi tantangan besar.
Partai perdana melawan Hong Kong langsung menjadi ujian mental. Sempat unggul, Indonesia akhirnya kalah tipis 71–74 setelah lawan melakukan comeback dramatis. Meski hasilnya pahit, permainan itu justru memperlihatkan potensi besar tim.
“Kekalahan ini memang menyakitkan, tapi saya bangga dengan cara mereka berjuang. Masih ada dua laga lagi, dan peluang untuk bangkit terbuka lebar,” kata Marlina pasca-pertandingan.
Bukan Sekadar Kompetisi, Tetapi Investasi
Keikutsertaan di Divisi B FIBA U-16 Women’s Asia Cup bukan hanya tentang medali. Ini adalah investasi jangka panjang. Dari turnamen inilah,
Perbasi bisa memetakan kualitas generasi muda, sekaligus menyiapkan regenerasi menuju timnas senior.
Jika Indonesia mampu finis di posisi atas, peluang promosi ke Divisi A terbuka. Itu berarti kesempatan bertemu negara-negara elite Asia di edisi berikutnya—suatu pengalaman berharga untuk mempercepat perkembangan.
Harapan dari Para Srikandi
Meski usia mereka masih belia, tekad para pemain ini sangat besar. Beberapa di antaranya bahkan punya mimpi jangka panjang untuk menembus liga profesional di luar negeri.
Richelle Evelyn Widjaja, salah satu pendatang baru, menyatakan:
“Saya ingin menggunakan turnamen ini untuk membuktikan diri. Bermain di level Asia adalah mimpi sejak kecil, dan sekarang saya ingin memberikan yang terbaik untuk Indonesia.”
Semangat seperti ini memperlihatkan bahwa skuad muda ini tidak hanya bermain untuk hari ini, tapi juga menatap masa depan.
Dukungan yang Tak Boleh Redup
Basket putri memang belum sebesar basket putra di Indonesia dari sisi popularitas. Namun, hadirnya tim U-16 di pentas internasional bisa menjadi momentum.
Dukungan publik, media, hingga komunitas basket di seluruh Indonesia sangat dibutuhkan untuk menjaga motivasi para pemain muda ini.
Karena, siapa tahu—di antara 12 nama ini, ada yang kelak menjadi bintang besar, membawa Merah Putih ke Olimpiade atau Piala Dunia.