Janice Tjen dan Langkah Besar Tenis Putri Indonesia: Menembus Final WTA

Janice Tjen dan Langkah Besar Tenis Putri Indonesia Menembus Final WTA

São Paulo, 14 September 2025 – Ada yang berbeda di lapangan tanah liat turnamen WTA 250 São Paulo pekan ini. Di antara deretan nama besar tenis dunia, seorang petenis muda asal Indonesia, Janice Tjen, berhasil mencuri perhatian. Bukan hanya karena penampilannya yang konsisten dan berani, tapi juga karena capaian bersejarah: menjadi petenis putri Indonesia pertama sejak 2002 yang sanggup melaju ke final turnamen WTA.


Dari Jakarta ke Pepperdine: Awal Perjalanan

Bagi Janice, jalan menuju panggung besar tenis dunia bukanlah kisah yang mulus. Lahir dan besar di Jakarta, ia harus menempuh jalur yang tak biasa bagi atlet tenis Indonesia. Pendidikan tinggi membawanya ke Pepperdine University di Amerika Serikat, salah satu kampus yang dikenal punya tradisi kuat di dunia olahraga.

Di sana, ia menimba pengalaman di level NCAA Division I, bersaing dengan pemain-pemain muda berbakat dari berbagai belahan dunia. Gelar individu mungkin belum banyak, tetapi pengalaman kompetitif itulah yang perlahan menempanya. Setelah menyelesaikan masa studinya, Janice memutuskan untuk full-time berkarier di tenis profesional, sebuah langkah besar yang penuh risiko, mengingat Indonesia bukanlah negara dengan ekosistem tenis mapan.


Jalan Panjang Menuju São Paulo

Awal 2025, Janice masih bertanding di level ITF World Tour, turnamen yang menjadi batu loncatan menuju WTA. Beberapa gelar kecil ia menangkan, dan rankingnya merangkak naik. Puncak momennya terjadi saat ia berhasil menembus babak utama US Open lewat kualifikasi, sebuah pencapaian besar untuk debut Grand Slam.

Namun São Paulo Open 2025 menjadi panggung di mana namanya benar-benar bersinar. Menghadapi lawan-lawan yang lebih berpengalaman, ia tampil berani, penuh percaya diri, dan hampir tanpa beban.

  • Di babak perempat final, Janice mencatat kemenangan impresif atas Alexandra Eala, rising star dari Filipina yang digadang-gadang sebagai wajah baru tenis Asia.

  • Semifinal menjadi ujian mental: melawan Francesca Jones dari Inggris, Janice memenangkan set pertama lewat tiebreak sempurna 7-6(0), lalu melanjutkannya dengan set kedua 6-3.

Kemenangan itu bukan hanya tiket ke final, tetapi juga sebuah pernyataan: tenis putri Indonesia kembali punya wakil di level elit.


Melanjutkan Jejak Legenda

Bagi publik tenis Indonesia, nama Janice kini disejajarkan dengan legenda. Terakhir kali ada petenis putri Indonesia di final WTA adalah pada 2002, lebih dari dua dekade lalu. Sejak itu, prestasi tenis Indonesia lebih banyak bergantung pada ganda putri dan ganda campuran.

Kehadiran Janice di final São Paulo menjadi simbol kebangkitan. Ia membuktikan bahwa meski berasal dari negara dengan fasilitas terbatas, kerja keras, disiplin, dan jalur pendidikan di luar negeri bisa membawa seorang atlet ke puncak prestasi.


Gaya Bermain dan Ketenangan Mental

Dari sisi teknis, Janice dikenal memiliki servis yang konsisten dan pukulan dasar yang solid. Namun yang paling menonjol di São Paulo adalah ketenangan mentalnya. Dalam momen-momen genting, terutama saat tiebreak semifinal, ia bermain dengan percaya diri, menutup poin tanpa ragu.

“Janice terlihat matang melebihi usianya. Dia tahu kapan harus agresif, kapan menunggu kesalahan lawan,” komentar salah satu analis WTA.


Lebih dari Sekadar Final

Apapun hasil di babak final—entah melawan Renata Zarazua atau Tiantsoa Rakotomanga Rajaonah—Janice sudah menorehkan sejarah. Namun dampaknya jauh lebih besar daripada sekadar hasil pertandingan.

  1. Peringkat Dunia – Dengan capaian ini, ia berpeluang masuk Top 100 WTA untuk pertama kalinya.

  2. Inspirasi Generasi Baru – Anak-anak muda Indonesia kini punya panutan baru di tenis tunggal putri.

  3. Momentum untuk Federasi – Prestasi Janice bisa menjadi alarm bagi organisasi tenis Indonesia untuk memperkuat pembinaan, fasilitas, dan dukungan bagi atlet muda.


Suara dari Janice

Dalam wawancara usai semifinal, Janice tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.

“Saya hanya ingin bermain lepas, menikmati setiap pertandingan. Bisa sampai ke final adalah bonus besar. Tapi saya tahu perjalanan masih panjang,” katanya dengan senyum lebar.

By Debora