Pada akhir Juni 2025, sebuah pengumuman penting menggema dari markas besar Women’s Tennis Association (WTA).
Setelah melalui proses negosiasi intensif, WTA Ventures — unit komersial WTA — resmi memperpanjang kontrak hak siar dengan Tennis Channel di Amerika Serikat.
Perjanjian baru ini bukan hanya memperpanjang kerja sama, tetapi juga mengunci masa depan tenis wanita di pasar paling strategis hingga tahun 2032.
Kesepakatan ini menjadi headline di dunia olahraga, bukan hanya karena durasi yang panjang, tetapi juga karena menegaskan bahwa tenis wanita
kini semakin memiliki pijakan yang kokoh di tengah persaingan sengit industri hak siar olahraga.
Mengapa Amerika Serikat Begitu Penting?
Bagi WTA, Amerika Serikat ibarat panggung utama. Sejarah panjang tenis wanita banyak tercipta di negeri ini—dari Billie Jean King hingga Serena Williams,
dari US Open yang meriah hingga turnamen-turnamen WTA bergengsi. Penonton di AS juga dikenal sangat loyal terhadap olahraga, terutama tenis,
yang kerap mendapat rating stabil di televisi dan platform digital.
“Amerika adalah pasar kunci. Bagi pemain, sponsor, dan fans, kepastian tayangan di sini sangat krusial,” ujar Micky Lawler, presiden WTA, dalam sebuah wawancara.
Dengan perjanjian baru ini, para penggemar tenis wanita di AS dipastikan tidak akan kehilangan akses terhadap laga-laga seru WTA Tour.
Detail Perjanjian: 6 Tahun Stabilitas
Perpanjangan kontrak ini menambah 6 tahun kerja sama, sehingga Tennis Channel akan tetap memegang hak siar eksklusif hingga 2032.
Kontrak sebelumnya sebenarnya masih berlaku sampai 2026, namun keputusan memperpanjang lebih awal memberi sinyal bahwa kedua pihak ingin membangun stabilitas jangka panjang.
Dalam kesepakatan baru ini, Tennis Channel akan menayangkan turnamen WTA 1000, 500, dan 250, kecuali turnamen yang berlangsung di wilayah AS (karena haknya dijual terpisah).
Selain tayangan televisi linear, semua konten juga tersedia melalui aplikasi streaming, website resmi, hingga kanal T2 FAST — saluran gratis berbasis iklan yang semakin populer di kalangan penonton digital.
Meski nilai finansialnya tidak diumumkan secara resmi, sumber internal menyebut adanya kenaikan signifikan dibanding kontrak sebelumnya.
“Ini bukan sekadar angka, tapi bukti bahwa nilai komersial tenis wanita kini jauh lebih dihargai,” tulis Sports Business Journal.
Perspektif Pemain: Lebih dari Sekadar Siaran
Bagi para atlet, hak siar bukan hanya soal ditayangkan di TV. Eksposur media berarti kesempatan lebih besar untuk dilihat sponsor, dikenali penonton,
dan diingat sebagai ikon olahraga.
Petra Kvitová, mantan juara Wimbledon, pernah mengatakan,
“Kami tidak hanya bermain untuk trofi. Kami bermain untuk penonton yang menonton dari rumah, yang mengikuti setiap pukulan,
yang terinspirasi. Tanpa liputan media, kami seperti tampil di ruangan kosong.”
Dengan kepastian siaran hingga 2032, generasi pemain muda WTA — seperti Coco Gauff, Iga Świątek, hingga Emma Raducanu — akan memiliki panggung luas untuk berkembang,
bukan hanya di lapangan, tetapi juga di mata publik.
Dampak untuk Penonton: Dari Sofa hingga Smartphone
Kebiasaan menonton olahraga kini berubah drastis. Jika dulu penggemar tenis mengandalkan siaran TV kabel, kini banyak orang mengakses pertandingan lewat streaming di ponsel atau laptop.
Perjanjian baru WTA dengan Tennis Channel mengakomodasi tren itu.
Melalui aplikasi dan kanal T2 FAST, pertandingan bisa diakses secara lebih fleksibel. Penggemar bisa menonton live, menonton ulang, atau sekadar menikmati highlight.
“Kami ingin memastikan bahwa penggemar tenis wanita di Amerika bisa menonton kapan saja, di mana saja, tanpa batasan,” ujar Ken Solomon, CEO Tennis Channel.
Strategi Besar WTA: Komersialisasi Tenis Wanita
Perjanjian ini juga bagian dari strategi WTA untuk menyeimbangkan posisi tenis wanita dengan tenis pria. Dalam beberapa tahun terakhir,
WTA mendapat kritik karena kesenjangan pendapatan hak siar dibanding ATP (Asosiasi Tenis Profesional). Langkah memperpanjang kontrak ini menjadi sinyal bahwa WTA mulai mengejar ketertinggalan.
“Kami sedang membangun fondasi untuk memastikan tenis wanita memiliki nilai komersial yang setara. Ini baru permulaan,”
kata Marina Storti, CEO WTA Ventures.
Dengan dukungan kontrak yang lebih besar, WTA berencana meningkatkan kualitas produksi siaran, menghadirkan analisis mendalam,
grafis interaktif, hingga liputan di balik layar yang lebih menarik bagi penonton.
Tantangan di Depan: Fragmentasi Hak Siar
Meski perjanjian ini dianggap kemenangan besar, ada tantangan yang belum terpecahkan: fragmentasi hak siar. Karena turnamen di AS (seperti Indian Wells, Miami, dan Cincinnati)
dijual terpisah, ada risiko kebingungan bagi penonton yang harus berpindah platform untuk menonton.
Bagi WTA, koordinasi dengan penyelenggara turnamen menjadi pekerjaan rumah penting agar pengalaman menonton tidak terpecah-pecah.
Jika tidak diantisipasi, loyalitas penonton bisa tergerus.
Masa Depan Tenis Wanita: Cerah atau Menantang?
Dengan perpanjangan kontrak hingga 2032, masa depan tenis wanita di AS terlihat lebih terjamin. Penonton mendapat kepastian,
pemain mendapat eksposur, WTA mendapat stabilitas finansial, dan Tennis Channel memperkuat posisinya sebagai rumah bagi tenis wanita.
Namun, di balik optimisme itu, tantangan tetap mengintai: perubahan pola konsumsi media, kompetisi dengan olahraga lain,
hingga perjuangan menuju kesetaraan dengan tenis pria.
Satu hal yang pasti: bagi pecinta tenis, setiap servis, forehand, dan backhand para petenis wanita top dunia akan tetap hadir di layar mereka selama bertahun-tahun ke depan.
Kesepakatan ini bukan hanya kontrak bisnis, tetapi sebuah pesan: tenis wanita layak mendapat panggung utama.
Dengan perjanjian hak siar WTA di Amerika Serikat yang diperpanjang hingga 2032, dunia bisa berharap pada era baru di mana tenis wanita semakin dihargai, dirayakan, dan menginspirasi.